Jika peredaran uang di Indonesia dianggap memicu terjadinya
inflasi, lalu apa tindakan yang dilakukan BI sebagai pelaksana kebijakan umum
moneter?
Inflasi merupakan suatu keadaan dimana peredaran uang secara
umum lebih besar dibandingkan peredaran barang di suatu negara pada periode
tertentu. Suatu negara atau wilayah baru bisa dikatakan ‘menghadapi inflasi’
apabila terpenuhi 3 syarat, antara lain:
1. Kenaikan harga
2. Terjadi secara umum
3. Berlangsung terus menerus
Bila salah satu syarat tidak terpenuhi maka suatu negara tidak bisa dikatakan mengalami inflasi. Misalnya, terjadi kenaikan harga cabe sebesar 20% di Indonesia. Bila kenaikan harga cabe tidak diikuti dengan kenaikan komoditas atau barang - barang secara umum maka tidak dapat dikatakan bahwa Indonesia mengalami inflasi. Misalnya juga terjadi kenaikan BBM yang mendorong harga - harga barang secara umum naik namun hanya berlangsung sesaat juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana negara berada dalam keadaan inflasi.
1. Kenaikan harga
2. Terjadi secara umum
3. Berlangsung terus menerus
Bila salah satu syarat tidak terpenuhi maka suatu negara tidak bisa dikatakan mengalami inflasi. Misalnya, terjadi kenaikan harga cabe sebesar 20% di Indonesia. Bila kenaikan harga cabe tidak diikuti dengan kenaikan komoditas atau barang - barang secara umum maka tidak dapat dikatakan bahwa Indonesia mengalami inflasi. Misalnya juga terjadi kenaikan BBM yang mendorong harga - harga barang secara umum naik namun hanya berlangsung sesaat juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana negara berada dalam keadaan inflasi.
Untuk mengurangi laju inflasi pada suatu negara, pemerintah
dapat melakukan kebijakan moneter, apasih kebijakan moneter itu? Yaitu
kebijakan yang berkaitan dengan mengatur peredaran uang agar dapat menjamin
kestabilan nilai uang.
Tujuan pemerintah melakukan kebijakan moneter antara lain:
a. Menyelenggarakan dan mengatur peredaran
uang
b. Menjaga dan memelihara kestabilan nilai
uang, baik itu dalam negeri maupun untuk lalu lintas pembayaran luar negeri
c. Memperluas, memperlancar dan mengatur
lalu lintas pembayaran uang giral
d. Mencegah terjadinya inflasi
Kebijakan moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat dalam rangka mengatasi inflasi antara lain:
a. 1. Politik diskonto
pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat
bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan
uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang
bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya
menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
b. 2. Politik pasar terbuka
cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau
membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah
jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun,
bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual
surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain
diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU
atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
c. 3. Politik uang ketat
Kebijakan untuk mengurangi banyaknya uang yang beredar di
masyarakat.
d. 4. Politik cadangan kas
Kebijakan yang berhubungan dengan perbandingan antara kas
dengan kredit yang diberikan kepada masyarakat.
Inflasi yang terjadi karena naiknya biaya produksi
(Cost-Push Inflation) kurang diharapkan dalam perekonomian Indonesia
Inflasi desakan biaya (Cost-push Inflation) atau inflasi
dari sisi penawaran (supply side inflation) adalah inflasi yang terjadi sebagai
akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan
tingkat produktivitas dan efisiensi, sehingga perusahaan mengurangi supply
barang dan jasa. Pening-katan biaya produksi akan mendorong perusahaan menaikan
harga barang
dan jasa, meskipun mereka harus menerima resiko akan menghadapi penurunanpermintaan
terhadap barang dan jasa yang mereka produksi. Sedangkan inflasikarena pengaruh
impor adalah inflasi yang terjadi karena naiknya harga barangdi negara-negara
asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga umum didalam negeri.
Nah, jika biaya produksi naik terus menerus itu akan membuat
perekonomian indonesia menjadi tidak normal. Naiknya biaya produksi dapat
terjadi karena tidak efisiennya perusahaan,nilai kurs mata uang negara yang
bersangkutan jatuh / menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya
tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya. Dan di satu
sisi ada masyarakat yang kelebihan uang memborong barang, sementara yang
kekurangan uang tidak bisa membeli barang, akibatnya negara rentan terhadap
segala macam kekacauan yang ditimbulkannya. Kemudian juga jadi lebih banyak
yang mengambil tabungan mereka (jika punya) terus menerus demi memenuhi
kebutuhan atau membeli barang-barang produksi yang harganya mahal. Jika ini
berkepanjangan maka bank tersebut akan mengalami kebangkrutan. Tidak hanya bank
saja yang mengalami kebangkrutan tetapi juga bagi produsen, karena produknya
akan semakin mahal sehingga tidak akan ada yang mampu membelinya.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan
Internasional:
1. Perbedaan sumber daya alam yang dimiliki : Sumber
daya alam yang dimiliki masing-masing negara berbeda. Jarang sekali suatu
negara dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan sumber daya alam yang
dimilikinya. Oleh karena itu masing-masing negara harus melakukan pertukaran.
2. Efisiensi (penghematan biaya produksi) : dengan
adanya perdagangan internasional suatu negara dapat memasarkan hasil
produksinya pada banyak negara. Negara tersebut berproduksi dalam jumlah besar
sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Barang yang diproduksi dalam jumlah
besar akan lebih murah daripada barang yang diproduksi dalam jumlah kecil.
3. Tingkat teknologi yang digunakan : Beberapa
negara yang telah menggunakan teknologi lebih modern dapat memproduksi barang
dengan harga lebih murah daripada yang menggunakan teknologi sederhana. Sebagai
conto indonesia mengimpor mobil dari jepang karena jepang telah maju dalam
teknologi pembuatan mobil
4. Selera : Indonesia mengimpor buah apel dari
Amerika Serikat padahalbuah apel dapat dihasilkan di dalam negeri. Buah apel
dari Amerika Serikat menurut sebagian orang lebih mengundang selera
dibandingkan buah apel lokal.
Faktor yang juga berpengaruh terhadap perdagangan
internasional adalah faktor sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanan
(hankam).
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
http://economyarka9bungtomo.blogspot.com/2012/10/faktor-faktor-penyebab-timbulnya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar