FAKTOR PENGARUH IKLIM BISNIS DI INDONESIA
1. Investasi
Penggunaan sumber-sumber untuk menciptakan model baru. Sejumlah
uang seperti seperti itu dapat dibelanjakan untuk peralatan , bangunan dan
persediaan.
2. Tabungan
Jumlah yang diputuskan oleh para pekerja untuk ditabung akan menentukan
kuat-lemahnya multiplier tersebut. Semakin banyak tabungan berarti semakin
sedikit pengeluaran dan semakin lemah multiplier tersebut.
3. Pemerintah
Pemerintah dapat berperan sebagai pengelola sistem bisnis.
Pemerintah dapat meminjam uang membelanjai kegiatannya. Dalam hal ini kita
menggunakan 2 kebijaksanaan, yaitu kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan
moneter. Kebijakan Fiskal digunakan untuk mempengaruhi permintaan dengan
meningkatkan pajak atau meningkatkan pengeluaran Pemerintah. Sedangkan Kebijaksanaan
Moneter berkaitan dengan pengelolaan supply uang untuk meningkatkan atau
menurunkan permintaan.
4. Lingkungan Ekonomi
Pasar membutuhkan daya beli seperti halnya orang banyak. Daya beli keseluruhan
merupakan fungsi dari pendapatan saat itu, harga, tabungan dan kredit yang
tersedia. Perusahaan perlu menyadari keempat kecenderungan itu, dalam
lingkungan ekonomi. Lingkungan ekonomi yang mempengaruhi bisnis perusahaan, di
antaranya adalah tingkat pendapat per kapita, kebijakan kebijakan pemerintah
(fiskal, moneter, perdagangan luar negeri, dan neraca pembayaran), siklus
bisnis (masa ekonomi cerah atau suram), munculnya pasar bebas dan kerja sama
regional (blok blok ekonomi seperti NAFTA, MEE), perjanjian/peraturanperaturan
internasional, kekuatan ekonomi utama, pergerakan modal, pergerakan investasi
langsung, dan perubahan persaingan.
5. Lingkungan Teknologi
Kekuatan yang paling dramatis yang membentuk nasib manusia adalah teknologi.
Teknologi telah menghasilkan karya mengagumkan seperti penisilin, pembedahan
jantung, dan pil pembatas kelahiran. Teknologi telah menghasilkan berkah
seperti mobil, permainan video dan roti putih. Sikap seseorang terhadap
teknologi tergantung pada apakah seseorang lebih terpikat dengan faedah
positifnya yang mengagumkan atau akibatnya yang mengerikan.
Setiap teknologi baru merupakan satu kekuatan untuk “penghancuran kreatif”.
Transistor melumpuhkan industri tabung gelas hampa udara, fotokopi melumpuhkan
perusahaan kertas karbon, mobil melumpuhkan kereta api, televisi dan video
melumpuhkan bioskop. Industri tua tidak bergerak menuju ke sesuatu yang baru,
malah menolak atau mengakibatkannya, dan usaha mereka merosot.
Dari uraian di atas apabila perusahaan ingin meraih kesuksesan maka perusahaan
tersebut harus membangun kompetensi teknologinya sebagai pusat keunggulan.
Produk yang baik dengan dukungan kompetensi dalam teknologi akan menghasilkan
tawaran produk yang benar benar selaras dengan kebutuhan pasar, sehingga produk
tersebut benar benar akan diterima oleh konsumen.
6. Lingkungan Politik/Hukum
Keputusan keputusan perusahaan sangat dipengaruhi oleh perkembangan dalam
lingkungan politik/hukum. Lingkungan ini terbentuk oleh hukum hukum, lembaga,
pemerintahan, dan kelompok penentang yang mempengaruhi dan membatasi gerak
gerik berbagai organisasi dan individu dalam masyarakat.
Hal hal seperti siapa yang berkuasa di suatu negara, bagaimana ia menjalankan
pemerintahannya, apa peran dan kekuasaan yang dimiliki oleh pelaku pelaku dalam
percaturan politik suatu negara dan bagaimana dampaknya terhadap pemilik usaha
dan penciptaan profit oleh pengusaha, bagaimana peran pelaku ekonomi dalam negara
tersebut, serta bagaimana distribusi pendapatan yang ada; merupakan faktor
faktor penentu peluang dan ancaman bisnis di dalam suatu negera.
Lingkungan sosial budaya berkaitan dengan keadaan dan perkembangan nilai nilai,
kaidah, dan persepsi dalam suatu masyarakat. Masyarakat desa dan kota memiliki
lingkungan sosial yang berbeda. Masyarakat desa cenderung membentuk sistem
kekerabatan perluasan keluarga (extended family), sedangkan masyarakat
perkotaan cenderung membentuk sistem kekerabatan keluarga inti (nuclear
family).
Masyarakat Indonesia saat ini sedang berada dalam masa transisi. Artinya,
masyarakat Indonesia pada saat ini sedang bergerak dari masyarakat agraris ke
masyarakat industri. Dalam masa transisi ini, masyarakat sedang mengalami
kebingungan budaya. Untuk bertahan pada kehidupan tradisional akan dianggap
ketinggalan zaman, sedangkan untuk meninggalkan sama sekali juga tidak mampu.
Misalnya: dalam masyarakat Indonesia hubungan kekerabatan memegang peranan yang
penting. Pada saat perusahaan melakukan penarikan tenaga kerja, seringkali
keunggulan individu bukanlah satu satunya syarat yang dapat dihandalkan.
Praktek nepotisme, koneksi, dan pencaloan tenaga kerja sudah menjadi bagian
budaya masyarakat Indonesia. Mereka tahu hal itu menyimpang dari ketentuan
hidup modern, tetapi mereka tidak mampu mengubahnya. Praktek praktek nepotisme
dan koneksi di atas, tanpa mempertimbangkan keunggulan individu akan dapat
menjadi penghambat bagi laju pertumbuhan dan perkembangan usaha dan mengurangi
daya saing usaha.
7. Faktor Jenis Bisnis
Faktor ini juga memiliki pengaruh yang kuat terhadap klim bisnis di Indonesia.
Dalam berbisnis tentunya kita harus memilih bisnis di bidang apa yang akan kita
jalani. Dalam memilih jenis bisnis tersebut, sebaiknya kita memilih jenis
bisnis yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Misalnya bisnis di bidang
pertanian. Kita juga harus mempertimbangkan keuntungan yang akan kita peroleh
sebelum kita menentukan bisnis di bidang apa yang akan kita jalani.
Referensi: Pengantar Bisnis modern yang diciptakan oleh Dr. Basu Swastha